| Home | | |


Tuesday, January 27, 2009

Selembar Kertas Ijazah


Alhamdulilllah adalah ucapan pertama yang muncul dari bibir yang kering ini. Bibir yang kering dari menyebut asma Allah, jauh dari generasi para sahabat dan para salafus saleh di masa nabi dan ke khilafahan Islam. Bibir mereka selalu basah dengan dzikrullah.

[Gambar ijazah sempat aku upload disini, dan dimanfaatkan oleh org yg tdk bertanggungjawab]

Ini adalah Ijazah kuliah yang kudapatkan di tahun 2008 silam dengan mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di salah satu Institut ternama di Jawa Timur, yaitu di ITS Surabaya. Dengan pendidikan Diploma empat (D4) yang setara dengan S1, jurusan Teknologi Informasi (TI). Sebenarnya saya kuliah di VEDC Malang yang membuka program study Joint Program Bruft Academy (JP-BA Malang). Program ini bekerjasama dengan VEDC Malang, Kampus ITS Surabaya, Industri dan Stutgart-Jerman.

Selembar kertas ini tidaklah begitu penting kecuali hanya sebatas formalitas dalam study ilmu pengetahuan di medan perkuliahan. Tujuanya tidak lain sebagai lampiran riwayat hidup dalam study untuk persyaratan dalam melamar pekerjaan dan memperoleh jabatan tertentu atau hal-hal yang lain.

Bagiku menuntut ilmu adalah suatu kewajiban sebagaimana dijelaskan di dalam hadist, Nabi bersabda:
“Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)”. (HR. Ibnu Majah)

Maka dari itu tidak ada alasan lain untuk tidak menuntut ilmu, dalam hal menuntut ilmu tidak hanya secara formal (kuliah, sekolah, kursus dll) tapi juga secara non-formal (pesantren, autodidak dll) dan juga tidak ada sekat antara menuntut ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Semuanya adalah kesatuan yang tak terpisahkan. Alqur’an memerintahkan untuk mempelajari semua ilmu yang menyangkut makhluqnya seperti manusia (al-Insan), alam semesta (al-kaun) dan kehidupan (al-hayat). Jadi pembelajaran di pesantren dan di kuliah adalah saling melengkapi yang taak terpisahkan, ibaratnya adalah seperti mata uang yang memiliki dua sisi dan menjadi satu kesatuan.

Anggapan memisahkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat(agama) adalah kesalahan yang berawal dari pengaruh paham sekulerisme. Sekularisme, yakni paham pemisahan agama dari kehidupan. Agama tidak diingkari secara total, tapi masih diakui walau pun secara terbatas, yaitu hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Lalu hubungan manusia dengan manusia siapakah yang megatur dan membuat hukumnya? Jawabnya, tentu manusia itu sendiri, bukan Tuhan atau agama.

Pemikiran inilah yang melanda orang-orang saat ini. Biasanya orang seperti itu sering berkata ”jangan bawa-bawa masalah agama” dalam serbagai permasalahan. Padahal agama adalah solusi untuk mengatasi keruwetan problem manusia. Jika ada agama yang tidak bisa menawarkan solusi buat manusia berarti itu bukan agama atau agama yang belum sempurna. Agama Islam (Syariah Islam) mempunyai solusi segala problem manusia. Syariah Islam (al-hukm al-syar'iy) adalah segala ketentuan Allah SWT yang berkaitan dengan aktivitas manusia (khithab al-syaari' al-muta'alliqu bi af-al al-'ibad). Maka segala aktivitas manusia, apa pun juga, tidak ada yang terlepas dari ketentuan Syariah Islam yang mencakup hukum-hukum ibadah, makanan, minuman, pakaian, akhlaq, mu'amalat, dan 'uqubat [sistem pidana] (an-Nabhani, Nizham al-Islam, 2001).

Menuntut Ilmu itu bukan paksaan. Bukan karena program belajar 9, 12 atau 20 tahun, melainkan adalah kewajiban dan Allah menyediakan keutamaan dan pahala. Sebagaimana sabda Nabi:
”Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabii')

Dan beliau saw. bersabda, "Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar."

Seharusnya jika kita sudah tahu akan hal ini, maka kita harus merasa senang untuk menuntut ilmu. Bukan karena dipaksa oleh ortu untuk melanjutkan study di SMP,SMA atau hingga sarjana. Dan tidak ada alasan juga untuk tidak mengaji, tidak mau belajar di pesantren dll. Serta tidak ada keterlamabatan jika kita hanya bisa belajar sendiri, rajin membaca dan mempelajari kasanah-kasanah ilmu. Allah maha luas ilmu-Nya.

Apalagi Allah telah berjanji didalam kitab Al-qur’an kepada orang-orang yang berilmu dan menuntut ilmu.
Keutamaan Ilmu. Firman Allah,
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (al-Mujaadilah: 11), dan, "Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."('Thaahaa: 114)

Fakta maupun data empiric dilapangan membuktikan bahwa orang berilmu sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Misalkan saja ketika ujian CPNS dan ujian penerimaan tenaga kerja dsb. Pasti yang diambil adalah yang terbaik diantara yang ada dan indikasinya didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dimiliki dari sekian banyak peserta.

Bekerja bagiku adalah suatu ibadah, karena korelasi antara ilmu, bekerja, berkeluarga, mencari nafkah dll adalah suatu ajaran agama. Antara satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Apalagi ketika kita sudah berkeluarga maka akan dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk istri dan anak.

Hidup ini tidak ada yang sia-sia, karena semua ada balasanya. Ketika kita melakukan kebaikan, maka ada pahala. Ketika kita melakukan kejelekan maka ada siksa. Jadi hidup ini sangat seimbang dan tidak ada sekat-sekat pemisah diantaranya.
Allah memerintahkan kepada kita untuk mencari rezeki yang halal, sebagaimana sabda Nabi:
”Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll).” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Dengan Ilmu atau bekerja yang didasari oleh keahlian maka sangat banyak dan kreatif karya yang akan dihasilkan. Bahkan seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang memiliki skill yang lebih pasti Ia akan diprioritaskan dari yang lain. Nabi bersabda:
”Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR. Ahmad)

“Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah”. (HR. Ahmad)

“Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal.” (HR. Ad-Dailami)

“Bangunlah pagi hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi hari terdapat barokah dan keberuntungan.” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)

“Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri.” (HR. Bukhari)

”Pengangguran menyebabkan hati keras (keji dan membeku).” (HR. Asysyihaab)

Sungguh luarbiasa penghargaan dari Allah azza wajalla kepada pekerja yang bekerja keras dan bersusah payah disamakan dengan seorang mujahid atau pejuang agama. Inilah Islam yang memberikan apresiasi yang luar biasa kepada manusia. Tiada selain agama Islam yang memberikan penghargaan seperti ini.

Islam mengajarkan kepada kita untuk bekerja keras, terampil (memiliki skill), bangun di pagi-pagi hari untuk mencari rezeki, melarang hambanya berpangku tangan kepada orang lain serta melarang pengangguran.

Jadi sangat jelaslah bahwasanya pendidikan sangatlah penting yang merupakan bagian dari tuntutan kewajiban mencari ilmu. Dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan maka akan mudah mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan karya yang kreatif dan terampil. Bekerja adalah ibadah kepada Allah, dengan bekerja akan terpenuhi kebutuhan-kebutuhanya dan untuk menafkahi keluarga. Jika saat ini umat jauh ketinggalan daripada orang-orang barat yang notabene diluar Islam itu disebabkan umat ini jauh meninggalkan Islam maka umat Islam harus kembali kepada Islam.
Wallahu a’lam! (Asseifff)

Read More......

Bulan Bersejarah

Agustus adalah bulan barokah bagiku dan bagi kami. Tanggal 25-Agustus-2008 Aku diterima bekerja di salah satu perusahaan investor terbesar dunia di bidang pertanian. Yaitu perusahaan Syngenta, perusahaan eropa yg berpusat di swiss. Syngenta Indonesia bergerak dibidang pembenihan, khususnya pembenihan jagung hybrida untuk perusahaan yang saya tempati.

Di bulan ini pula aku mengalami tragedi bersejarah sepanjang hidupku. Sejarah yang tak akan terlupakan yaitu pernikahanku dan pernikahan kami. Ini pernikahan pertamaku, moga-moga langgeng di berikan barokah oleh Allah SWT. "Barakallahu laka.. wabaraka alaika.. wajama'a bainakuma fi khair.." itulah ucapan dan doa dari para sohibku yang hadir ketika itu. Dengan prosesi walimah yang sangat sederhana dan jauh dari gaya hidup foya-foya serta yg terpenting berlangsung secara islami, fa InsyaAllah.

Kebahagiaanku tak cukup di sini dan sampai tulisan ini aku tulis, Allah juga memberikan kepada kami buah hati yang saat ini masih di kandung rahim Ibunya. Alhamdulillah Yaa Allah, begitu cepat kebahagiaan ini dan semoga hari-hari kami selalu dilimpahi kebahagiaan dan barokah..Amiin.

Tidak hanya itu di bulan ini pula aku lulus kuliah yang selama empat tahun aku geluti. Aku seakan tidak percaya tapi aku akan selalu bersyukur. Lulus kuliah kemudian bekerja dan menikah dalam satu bulan, benar-benar bulan barokah bagiku dan bagi kami (Aku dan Istriku).

Kemudian sekitar 1bln berikutnya aku melaksanakan wisuda dan mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) di salah satu Institut ternama di Jawa Timur, yaitu di ITS Surabaya. Dengan pendidikan Diploma empat (D4) yang setara dengan S1, jurusan Teknologi Informasi (TI). Sebenarnya saya kuliah di VEDC Malang yang membuka program study Joint Program Bruft Academy (JP-BA Malang). Program ini bekerjasama dengan VEDC Malang, Kampus ITS Surabaya, Industri dan Stutgart-Jerman.

Aku dari awal sudah bertekad dan berniat untuk menikah muda (nikah dini) untuk menjaga diriku yang lemah dan rapuh ini. Niatku sudah kutancapkan semenjak aku masih diperkuliahan dan Alhamdulillah di akhir-akhir kuliah tekadku semakin membuncah. Saya kira tidak ada masalah menyegerakan untuk menikah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa diantara kamu yang mempunyai kemampuan, maka menikahlah, karena menikah itu lebih dapat menahan pandangan mata dan lebih menjaga kehormatan diri”

Dalam hal memilih wanita yang akan mengisi di dalam kehidupanku selamanya, aku tidak mempersulit diri dengan berbagai kriteria materialis dan phisikis. Yang terpenting adalah agamanya, bukan harta, nasab ataupun kecantikannya karena hal ini bisa menipu.

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima.

Ujian terberat adalah ketika dihadapkan kepada keluarga atau orang tua yang memandang aku masih belum layak untuk menikah. Dari sisi materi dan usia mungkin yang dianggap belum mumpuni. Tapi yang terberat adalah ketika dibenturkan dengan pandangan ortu yang kejawen, masalah hari dan jodoh yang selalu diitung-itung dengan cara yang tidak kumengerti. Tapi aku yakin kepada Allah, yang akan mencukupi ketika hambanya kekurangan.

Alhamdulillah sampai detik ini aku merasa berkecukupan dalam hal penghidupan. Kata kuncinya kita harus yakin kepada Allah.

Allah maha segalanya.. sesuatu apapun ada digenggaman-Nya dan segala keluh kesah kita pasti didengar karena Allah maha mendengar dan maha mengetahui.. bahkan jumlah butiran pasir dilautan dan gugurnya daun dari rantingnya. SubhanaAllah walhamdulillah..!! Wallahu a’lam! (Asseifff)

Read More......
 

Home | Blogging Tips | Blogspot HTML | Make Money | Payment | PTC Review

Denoxcyber © Template Design by Herro | Publisher : Templatemu